Mobil

BYD Recall: Mobil Listrik di Indonesia Dipastikan Aman oleh BYD Motor Indonesia

Ranah Auto – Isu BYD Recall yang ramai dibicarakan beberapa hari terakhir akhirnya mendapat klarifikasi langsung dari PT BYD Motor Indonesia. Melalui pernyataan resmi, Head of Public & Government Relations BYD Indonesia, Luther Panjaitan, memastikan bahwa mobil listrik BYD yang dijual di Tanah Air tidak terdampak oleh program recall global yang dilakukan pabrikan asal Tiongkok tersebut.

Menurut Luther, recall yang diumumkan BYD pekan lalu hanya berlaku untuk model BYD Tang produksi 2015–2017 dan Yuan Pro produksi 2021–2022, dua varian yang tidak dipasarkan di Indonesia. Dengan demikian, masyarakat tidak perlu khawatir, karena semua model yang beredar di pasar Indonesia dalam kondisi aman dan sesuai standar keamanan global BYD.

“Baca juga: Volvo Kenalkan XC60 Mild Hybrid di Indonesia

Model Recall Tidak Dipasarkan di Indonesia

Pernyataan Luther Panjaitan menjadi kabar baik bagi konsumen Indonesia. Ia menegaskan bahwa “model dan tipe pada program tersebut bukan merupakan model yang dijual di Indonesia.” Saat ini, BYD Indonesia hanya memasarkan lima model, yaitu BYD Seal, Sealion 7, M6, Atto 3, Dolphin, dan Atto 1.

Keenam model tersebut dipastikan telah melalui proses uji kualitas dan keamanan sesuai regulasi Indonesia serta standar global BYD. Menurut saya, klarifikasi ini penting untuk meredam kekhawatiran konsumen, terutama di tengah maraknya berita recall yang bisa berdampak pada kepercayaan publik terhadap mobil listrik.

Recall BYD Global: Langkah Preventif, Bukan Krisis

Program recall yang dilakukan BYD di Tiongkok melibatkan sekitar 115.000 unit mobil listrik yang teridentifikasi mengalami cacat desain dan masalah pada sistem baterai. Berdasarkan laporan Reuters (17/10/2025), BYD menarik kembali 44.535 unit Tang dan sejumlah besar Yuan Pro, untuk memperbaiki potensi kerusakan yang dapat menyebabkan gangguan fungsi kendaraan.

Namun, Luther menegaskan bahwa tindakan recall ini adalah bagian dari komitmen BYD terhadap keselamatan konsumen. Dalam industri otomotif global, recall merupakan praktik normal untuk menjaga standar kualitas dan integritas merek. Dari sudut pandang profesional, ini justru menunjukkan tanggung jawab BYD sebagai pabrikan besar yang tidak menutup-nutupi potensi masalah.

Sejarah Panjang BYD dalam Menjaga Keamanan Produk

Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya BYD melakukan recall. Pada Januari 2025, pabrikan ini sempat menarik 6.843 unit Fangchengbao Bao 5 karena risiko kebakaran pada sistem bahan bakar. Lalu pada September 2024, hampir 97.000 unit BYD Dolphin dan Yuan Plus juga ditarik karena masalah di sistem kemudi.

Meskipun terdengar besar, langkah-langkah tersebut menunjukkan bahwa BYD proaktif dan transparan dalam menjaga keandalan produk mereka. Dalam konteks industri otomotif, perusahaan yang cepat bertindak terhadap isu keamanan justru membangun kepercayaan jangka panjang. Saya menilai BYD mengambil pendekatan yang tepat mengutamakan keselamatan daripada citra sesaat.

Komitmen BYD Indonesia terhadap Konsumen Lokal

BYD Motor Indonesia terus menegaskan bahwa produk yang dipasarkan di Indonesia tidak terdampak recall global dan tetap aman digunakan. Perusahaan juga berkomitmen untuk menyediakan layanan purna jual dan pemeriksaan berkala guna memastikan performa kendaraan tetap optimal.

Menurut saya, pendekatan ini mencerminkan komitmen BYD terhadap pasar Indonesia yang sedang berkembang pesat di sektor kendaraan listrik. Transparansi seperti ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat posisi BYD di tengah kompetisi dengan merek-merek besar seperti Hyundai, Wuling, dan Tesla.

“Baca juga: Chery T1TP: Inovasi Otomotif yang Mengubah Pandangan tentang SUV

Mengapa Recall Tidak Selalu Berdampak Negatif

Banyak orang menganggap recall sebagai tanda kelemahan pabrikan, padahal kenyataannya tidak selalu demikian. Recall justru bisa menjadi bukti komitmen kualitas dan tanggung jawab sosial perusahaan. Dalam kasus BYD, recall dilakukan secara preventif sebelum muncul risiko nyata di lapangan.

Secara pribadi, saya menilai recall seperti ini dalam dunia bisnis menunjukkan pengalaman industri, keahlian teknis, dan kepercayaan publik yang terjaga. Dengan kata lain, BYD tidak sekadar menjual mobil listrik, tetapi juga menanamkan nilai keselamatan sebagai bagian dari identitas mereknya.

Pasar Mobil Listrik Indonesia Masih Menarik bagi BYD

Meski ada isu recall global, minat terhadap mobil listrik BYD di Indonesia justru terus meningkat. Produk seperti BYD Dolphin dan Seal mulai menarik perhatian karena kombinasi harga kompetitif dan fitur canggih. Dengan tren elektrifikasi kendaraan yang terus tumbuh, BYD memiliki peluang besar untuk menjadi pemain utama di pasar Indonesia.

Dari perspektif industri, Indonesia kini menjadi pasar strategis bagi kendaraan listrik karena dukungan pemerintah terhadap energi bersih. Oleh karena itu, konsistensi BYD dalam menjaga kualitas produknya akan menjadi faktor penting dalam membangun reputasi di jangka panjang.

BYD Indonesia Tetap Aman dan Terpercaya

Secara keseluruhan, klarifikasi resmi BYD Indonesia menegaskan bahwa isu recall global tidak memengaruhi mobil-mobil BYD di Tanah Air. Model yang dijual di Indonesia seperti Atto 3, Seal, dan Dolphin dipastikan aman, handal, dan sesuai standar internasional.

Sebagai pengamat industri otomotif, saya melihat langkah transparan ini sebagai bentuk tanggung jawab yang patut diapresiasi. Dalam dunia otomotif modern, kejujuran dan ketepatan informasi sama pentingnya dengan inovasi teknologi. BYD Recall kali ini bukan krisis, melainkan contoh nyata bagaimana produsen besar menjaga kepercayaan publik di tengah tantangan global.