Events

McLaren Waspadai Senjata Rahasia Verstappen di Strategi F1 GP Belanda

Ranah Auto – Seperti yang sudah diprediksi, McLaren berhasil menguasai barisan depan di kualifikasi Formula 1 GP Belanda. Namun, hasil tersebut menghadirkan dua kejutan. Pertama, Oscar Piastri sukses mencatat waktu terbaik meskipun Lando Norris sebelumnya mendominasi semua sesi latihan. Kedua, Max Verstappen ternyata mampu memangkas jarak cukup signifikan dibanding sesi latihan terakhir. Jika di FP3 selisihnya hampir satu detik, pada sesi kualifikasi Verstappen hanya tertinggal dua per sepuluh detik. Fakta ini membuat persaingan balapan hari Minggu semakin menarik untuk ditunggu.

“Baca juga: Samsung Galaxy S26 Ultra Kembali Andalkan Modul Kamera, Kapasitas Baterai Stagnan

Komentar Verstappen dan Helmut Marko

Helmut Marko menegaskan bahwa performa Red Bull masih kompetitif. Menurutnya, jarak dengan McLaren kini hanya dua per sepuluh detik, bahkan lebih dekat saat menggunakan ban bekas. Di sisi lain, Verstappen sendiri bersikap lebih realistis. Ia menilai mempertahankan posisi ketiga saja akan sulit. Namun, ia tetap berharap mobil Red Bull lebih stabil saat balapan. Oleh karena itu, meskipun ragu untuk mengejar McLaren, Verstappen percaya dirinya masih bisa mengamankan podium jika strategi berjalan baik.

McLaren Tak Mau Anggap Remeh Verstappen

Meskipun McLaren tampil dominan di kualifikasi, Andrea Stella selaku prinsipal tim menegaskan bahwa mereka tidak boleh lengah. Ia mengingatkan bahwa Verstappen tetap menjadi ancaman serius. Menurutnya, selain duel antara Norris dan Piastri, tim juga harus memastikan bisa mengatasi tekanan dari Red Bull. Stella menambahkan, Max memiliki keuntungan strategis dengan simpanan ban soft baru. Hal ini bisa menjadi senjata ampuh jika digunakan pada momen yang tepat, terutama saat balapan memasuki fase penting.

Ban Soft Baru Jadi Senjata Rahasia

Salah satu faktor yang bisa mengubah jalannya balapan adalah ketersediaan ban soft baru milik Verstappen. Jika digunakan di waktu yang tepat, ban tersebut bisa memberikan grip tambahan untuk menyalip atau mempertahankan posisi. Namun, tantangan utama adalah apakah strategi itu realistis. McLaren tetap fokus pada target utama, yaitu meraih finis 1-2 sebelum membiarkan persaingan internal antara Norris dan Piastri terjadi. Dengan begitu, Red Bull harus benar-benar pintar dalam memanfaatkan peluang strategis yang ada.

Prediksi Strategi Satu Pit Stop

Helmut Marko sebelumnya sudah memprediksi bahwa balapan di Zandvoort akan menggunakan strategi satu kali pit stop. Menurutnya, semakin keras kompon ban yang dipakai, semakin baik performa Red Bull. Pirelli pun mengakui hal serupa. Medium dan hard dinilai lebih cocok untuk lintasan ini karena balapan di Zandvoort terkenal sulit untuk menyalip. Oleh karena itu, menjaga posisi di trek akan menjadi faktor kunci. Meski demikian, adanya ban soft cadangan memberi Red Bull fleksibilitas ekstra jika ada situasi tak terduga.

“Baca selengkapnya: Francesco Bagnaia Juara Dunia Ducati Itu Kini Senyum dari Posisi Sembilan

Fleksibilitas Strategi Red Bull

Ban soft tambahan mungkin akan menjadi kartu cadangan Red Bull. Dalam skenario tertentu, seperti safety car di akhir balapan atau kebutuhan pit stop ekstra, ban tersebut bisa sangat berguna. Mario Isola dari Pirelli menyebutkan bahwa soft bisa dipakai pada stint terakhir untuk memberikan keunggulan kecepatan. Namun, jika Red Bull memilih strategi dua kali pit stop, opsi terbaik adalah kombinasi soft-hard-medium. Kendati demikian, Marko tetap menegaskan satu pit stop lebih realistis, sehingga ban soft kemungkinan besar hanya akan jadi rencana darurat.

Apakah McLaren Bisa Dikejar?

Pertanyaan terbesar adalah apakah fleksibilitas strategi Red Bull cukup untuk menyaingi kecepatan McLaren. Tahun lalu, Norris tampil sangat dominan di Zandvoort dengan meninggalkan lawan-lawannya cukup jauh. Jika McLaren mampu menunjukkan performa serupa, maka ban soft tambahan Verstappen tidak akan banyak membantu. Namun, jika ada safety car atau perubahan cuaca, Red Bull bisa saja memanfaatkan ban tersebut untuk menyerang. Pada akhirnya, hasil balapan akan sangat ditentukan oleh detail strategi dan konsistensi kedua tim.

McLaren memang tampil kuat dengan menguasai barisan depan kualifikasi GP Belanda, tetapi Red Bull dan Max Verstappen masih menyimpan senjata rahasia berupa ban soft baru. Senjata ini bisa menjadi faktor penentu jika digunakan dengan cerdas. Meski strategi satu pit stop diperkirakan menjadi pilihan utama, situasi balapan yang tidak terduga bisa mengubah segalanya. Oleh karena itu, persaingan di Zandvoort tetap terbuka dan penuh kejutan. McLaren tidak boleh lengah, sementara Red Bull harus memanfaatkan setiap peluang yang muncul.