Ranah Auto – Setelah beberapa tahun mengalami masa sulit, Honda akhirnya menunjukkan tanda kebangkitan di MotoGP 2025. Tim pabrikan asal Jepang ini mencatatkan satu kemenangan dan dua podium dari 18 seri pertama musim ini. Kemenangan Johann Zarco di Le Mans serta podium kedua di Silverstone menjadi titik balik yang meningkatkan semangat tim. Namun, yang lebih menarik adalah bagaimana motor terbaru mereka mulai menunjukkan performa menjanjikan setelah libur musim panas. Dengan pembaruan pada chassis, swingarm, dan aerodinamika, Joan Mir berhasil meraih podium ketiganya di Grand Prix Jepang. Sementara itu, Luca Marini hampir mengulang pencapaian serupa di Mandalika sebelum insiden dengan Raul Fernandez membuatnya kehilangan posisi. Terlepas dari itu, performa Honda kini terlihat jauh lebih kompetitif dibanding musim sebelumnya.
“Baca juga: Alex Rins Kembali Tersenyum di Mandalika, Kilas Balik Kejayaan Suzuki“
Salah satu faktor penting di balik kemajuan Honda adalah sistem konsesi MotoGP. Aturan ini memberi tim-tim yang berjuang di papan bawah lebih banyak kesempatan untuk melakukan pengembangan di luar musim. Honda memanfaatkan kebijakan tersebut untuk menguji motor spek 2026 sejak September lalu di sirkuit Misano.
Marini berkesempatan menjajal RC213V versi 2026, dan hasilnya sangat positif. Dalam wawancaranya, ia menegaskan bahwa motor tahun depan sudah lebih baik dibandingkan versi 2025, baik dari sisi stabilitas maupun respons grip belakang. Dengan kecepatan pengembangan seperti ini, Honda tampak siap bersaing di level teratas lagi.
Dalam komentarnya, Luca Marini mengungkapkan bahwa progres pengembangan Honda terasa luar biasa cepat. Ia mengatakan, setiap sesi pengujian selalu membawa pembaruan berarti yang membuat motor terasa lebih seimbang.
“Tahun depan motornya akan lebih baik,” ujar Marini. “Kami terus mengembangkannya dengan ide-ide baru dan pembaruan di setiap tes. Di Valencia nanti, kami akan mencobanya lagi, tetapi saya rasa motor ini sudah lebih baik dari yang kami pakai sekarang.”
Pernyataan itu menegaskan keyakinan Marini bahwa Honda kini sudah berada di jalur yang tepat. Setelah beberapa musim penuh frustrasi, perkembangan positif ini menjadi sinyal bahwa RC213V akhirnya menemukan arah pengembangan yang konsisten.
Salah satu kelemahan klasik Honda dalam beberapa musim terakhir adalah minimnya cengkraman ban belakang atau rear grip. Keluhan ini sering muncul dari berbagai pembalap, termasuk Marc Marquez, Pol Espargaró, dan Joan Mir. Namun, menurut Marini, masalah itu kini mulai teratasi dengan desain baru pada motor 2026.
“Motornya jauh lebih baik dalam detail kecil, terutama karena potensinya besar,” jelas Marini. “Dulu, para pembalap Honda sering mengeluh soal perasaan ‘mengambang’ dan grip belakang yang buruk. Sekarang kami sudah tahu bagaimana memperbaikinya.”
Ia menambahkan bahwa meskipun grip belakang belum sempurna, peningkatannya sangat signifikan dibandingkan musim lalu. Artinya, Honda berhasil menemukan solusi teknis untuk masalah yang sudah menghambat performa mereka selama bertahun-tahun.
Statistik pun mendukung optimisme Marini. Dalam enam balapan terakhir saja, Honda berhasil mengumpulkan 89 poin konstruktor, angka yang bahkan melampaui total poin mereka sepanjang musim 2024 yang hanya mencapai 75.
Peningkatan ini bukan hanya hasil dari motor baru, tetapi juga karena kerja sama solid antara pembalap dan tim teknik. Marini menilai bahwa baik dirinya maupun Joan Mir kini berkembang seiring peningkatan kemampuan RC213V. Kombinasi antara adaptasi pembalap dan kemajuan teknis menjadikan performa Honda lebih stabil dan kompetitif di lintasan.
Marini menekankan bahwa peningkatan ini bukan karena satu pembaruan besar, melainkan hasil kerja keras di semua aspek kecil. Ia menjelaskan bahwa tim bekerja di setiap detail mulai dari stabilitas, akselerasi, hingga kemampuan menikung.
“Kami berkembang bersama motor,” kata Marini. “Tidak ada satu hal yang memberi kami setengah detik lebih cepat. Tapi kami memperbaiki semua bagian sedikit demi sedikit, dan hasilnya terasa luar biasa.”
Pendekatan bertahap ini menunjukkan bahwa Honda kini lebih realistis dan fokus pada kualitas pengembangan, bukan sekadar mengejar kecepatan sesaat.
“Baca juga: Hyundai Stargazer Cartenz Facelift 2025, Ketika MPV Berjiwa SUV Menaklukkan Jalanan Indonesia“
Selain kemajuan teknis, atmosfer di garasi Honda juga berubah drastis. Setelah beberapa musim dengan suasana tegang akibat hasil buruk, kini tim pabrikan asal Jepang itu mulai menikmati momen kebangkitannya. Kemenangan Zarco dan podium Mir menjadi motivasi besar untuk seluruh kru.
Para insinyur kini bekerja dengan semangat baru, karena mereka melihat hasil nyata dari upaya keras mereka. Bagi Marini, ini bukan hanya soal motor yang cepat, tetapi juga soal rasa percaya diri yang akhirnya kembali tumbuh di dalam tim.
Jika perkembangan ini terus berlanjut, Honda bisa kembali menjadi penantang gelar di MotoGP 2026. Dengan regulasi baru yang akan berlaku setelah musim tersebut, RC213V 2026 menjadi motor terakhir dari era teknis saat ini, sehingga setiap pembaruan sangat penting.
Marini sendiri yakin bahwa jika tren positif ini bertahan, kemenangan bukan lagi hal mustahil. Dengan kombinasi pembalap berbakat, sistem konsesi yang mendukung, serta pengalaman bertahun-tahun di dunia balap, Honda berpeluang besar untuk kembali ke puncak kejayaan seperti era Marc Marquez di awal 2010-an.
Komentar Luca Marini menjadi bukti bahwa proyek pengembangan Honda kini berada di jalur yang benar. Motor 2026 bukan hanya janji kosong, melainkan hasil nyata dari kerja keras dan komitmen tinggi seluruh tim.
Dengan peningkatan performa yang stabil, kemampuan mengatasi masalah teknis lama, serta atmosfer tim yang semakin solid, Honda terlihat siap untuk kembali bersaing di barisan depan MotoGP. Jika semua berjalan sesuai rencana, musim 2026 bisa menjadi titik balik besar bagi mereka.
Bagi Marini sendiri, ini bukan hanya tentang karier pribadinya, melainkan tentang mengembalikan kejayaan Honda sebagai legenda sejati MotoGP.